Sebagai sebuah produk budaya yang lahir, hidup dan berkembang di tengah masyarakat, pencak silat tidak bisa melepaskan diri dari unsur keterkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam Tambo Alam Minangkabau di ketemukan bukti nyata bahwa pada masa-masa awal pencak silat terjadi keterkaitan dan saling mempengaruhi ini antara satu aliran dengan aliran yang lain. Para pengawal Nini Datu Suri Dirajo berasal dari berbagai macam bangsa dengan ilmu bela diri masing-masing yang dibawa nya. Silek Minang yang kita kenal saat ini seperti silek tuo, silek kumango, lintau, sitarlak, dll adalah turunan dari ilmu bela diri yang diwariskan oleh nenek moyang nya jaman dahulu. Tentu saja sudah tidak dalam bentuk asli nya karena telah terjadi akulturasi yang demikian sempurna.
Ilmu bela diri dari negeri Cina mempunyai pengaruh yang signifikan
dalam perkembangan selanjutnya. Laksamana Ceng Ho dengan ekspedisi raksasanya
membawa sekian banyak pendekar dan ahli bela diri, ekspansi tentara Majapahit
yang dipimpin Gajah Mada ke seluruh penjuru Nusantara (kecuali kerajaan Sunda
yang tidak pernah bisa ditaklukan) tentunya membawa ratusan bahkan ribuan
pendekar. Asimilasi dengan penduduk setempat tentu juga mempengaruhi bela diri
masing-masing. Maen pukulan Betawi sangat kental pengaruh kuntaw-nya serta
Cimande dan Banten. Contoh paling menarik adalah Beksi, yang berasal dari
pendekar berdarah Cina di Kampung Benteng Tangerang, Lie Ceng Ok. Beksi
adalah akulturasi cantik sebuah seni bela diri. Mustika Kwitang adalah contoh
lain yang menarik di mana nama aliran ini merupakan gabungan dari dua nama
pendekar yang sangat tangguh pada masa nya. Haji Mustika pendekar Betawi, dan Kwee
Tang Kiam, pendekar berdarah Cina. Perguruan silat Tiga Berantai, Si
Kilat, Si Pecut, diduga mewarisi bela diri tentara/pasukan kerajaan Demak.
Cimande adalah satu dari beberapa aliran silat yang sangat terkenal dan
mempengaruhi sekian banyak aliran dan perguruan silat bahkan sampai ke luar negeri.
Abah Khair yang dikenal sebagai pencipta Cimande telah memiliki ilmu bela diri
sebelumnya. Akulturasi aliran Cimande dengan aliran lainnya telah melahirkan
berbagai aliran pencak silat, salah satu contoh yang sangat terkenal adalah
Maenpo Cikalong. (Maenpo Cikalong) diciptakan oleh Raden Haji Ibrahim
Jayaperbata (1819-1906), seorang bangsawan Cianjur, keturunan dalem Cikundul,
Cikalong, Cianjur. Rd. H. Ibrahim adalah seorang yang sangat berbakat dalam hal
bela diri, berbagai aliran pencak dipelajarinya, mulai dari kakak iparnya Raden
Ateng Alimudin pendekar Cimande, Bang Ma’ruf pendekar Betawi, Bang Madi
pendekar dari Minang, dan Bang Kari pendekar dari Betawi. Asimilasi dan
akulturasi dari berbagi aliran silat itu melahirkan suatu aliran baru yaitu Maenpo
Cikalong.
Beberapa perguruan silat yang sangat terkenal saat ini seperti PS
Setia Hati (Teratai, Winongo, Organisasi) yang didirikan oleh Eyang Suro adalah
asimilasi dari berbagai aliran silat yang beliau pelajari. Demikian pula dengan
Keluarga Silat Nasional Perisai Diri yang dibentuk oleh Pak Dirdjo, adalah
hasil dari asimilasi berbagai aliran silat. Aliran silat Sabandar yang dibawa
oleh Mama Kosim (Mohammad Kosim, seorang pendekar dari Minang, yang kelak lebih
dikenal sebagai Mama Sabandar, karena menetap di Kampung sabandar Cianjur)
sangat banyak mempengaruhi perkembangan aliran silat dan perguruan silat baik
di Jawa Barat, Betawi, maupun Jawa Tengah dan Jawa Timur. Nama-nama perguruan
silat seperti PS Aji Rasa Sabandar Kari Madi dan PSP Bandarkarima (sabandar
kari madi) merupakan bukti akan hal itu. Keterkaitan dan saling mempengaruhi
ini mutlak sangat perlu kita sadari untuk menghindari fanatisme buta yang
menganggap bahwa aliran/perguruannya lah yang paling hebat. Keterkaitan dan
saling mempengaruhi ini juga membuktikan bahwa tiap aliran memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing, dan tentu saja di sana ada satu wujud tali
silaturahim para pendahulu kita
Best casino site in India: JackpotCity, BSP, CQ9
BalasHapusJackpotCity, BSP, CQ9, JackpotCity, BSP, CQ9, JackpotCity, BSP, CQ9. 4 days luckyclub.live ago. Play responsibly. #1. #2.